Selasa, 29 November 2011

Untuk seseorang yang kukagumi



Dia...seorang pemuda tangguh, tampan dan berwibawa.
Dia...sosok yang sederhana tapi mampu menunjukan contoh dan teladan baik bagiku.
Dia..lelaki yang tegas tetapi sungguh hatinya begitu lembut bagai sutra.
Dia..sosok yang seringkali membuatku menangis.
Dia..seseorang yang tak pernah terlupakan dalam barisan doa-doaku.
Dialah ayah tercinta. Prajurit yang Allah titipkan untuk menjagaku.



Ayah..tak ada kata yang pantas terucap untukmu. Mungkin engkau bukan orang terdekat dalam hidupku. Mungkin juga bukan yang selalu berada disampingku saat aku bahagia, kecewa bahkan saat aku bersedih hingga meneteskan air mata. Tetapi engkaulah segalahnya bagiku. Mutiara yang kumiliki.
Teringat masa kecilku dulu, saat anak-anak pergi sekolah dengan ayahnya yang juga pergi bekerja, kita tidak pernah melakukanya karena kau yang harus berangkat lebih dulu saat matahari belum menampakan sinarnya. Saat anak-anak menunggu kepulangan ayahnya untuk bermain bersama, tidak dengan aku yang selalu terlelap saat menunggu kepulanganmu yang begitu larut. Andai saja dapat ku beli waktu kerjamu kala itu, aku rela membayarnya dengan uang jajanku untuk bisa bermain bersamamu.


Ayah,,,, sudah tidak terhingga pengorbanan dan usaha yang kau lakukan untuk membahagiakanku. Bahkan ketika ku masih dalam rahim ibu, kau telah merancang visi dan misi untuk kehidupanku kelak didunia. Kau biarkan air mata dan keringatmu bercucuran hanya untuk memenuhi kebutuhanku. Dan sekarang butiran keringatmulah yang mengantarkan aku merasakan kehidupan sekolah sampai dibangku perkuliahan. Kau selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar uang sekolahku tiap semester. Kau angkat beban berat dari bahuku. Kau buat aku percaya diri. Kau buang rasa takut dari diriku. Ahh sungguh aku mencintaimu ayah.


Kau tidak hanya menjadi ayah bagiku, kau bahkan bisa menjadi teman bermainku, teman belajarku setiap malamnya. Teman yang selalu setia membantuku mengerjakan pekerjaan rumah. Dulu kau begitu sabar mengajariku, menuntunku mengenal satu persatu huruf hijaiyah, kau membantuku mengejah ayat demi ayat hingga akhirnya ku menang dalam lomba tilawatil Qur'an. Sungguh semua karena semangat dan kesabaranmu dalam mengajariku. Karenanya medali itu kupersembahkan untukmu ayah. Kaulah sahabat seumur hidupku.


Aku teringat saat pertama kali berangkat untuk meninggalkan rumah, aku ingat sekali saat itu kau hanya menyalamiku, karena aku tahu kalau sampai kau memelukku mungkin kau tidak akan bisa melepaskannya. Terima kasih ayah, sesuai pesanmu aku tidak akan menjadi wanita cengeng, aku akan selalu menjadi bidadari kecilmu dan bidadari terbaik untukmu ayah. Mungkin kelak aku menemukan lelaki yang bisa melindungiku melebihi perlindunganmu tapi ketahuilah ayah, dia tidak akan pernah menggantikan posisi ayah di hatiku.


Ayah,,,, aku memang putrimu yang bandel, dan kau tau itu. Aku juga yang paling sering meneteskan air matamu. Tapi lihatlah kini putrimu sudah dewasa, tumbuh menjadi seorang wanita mandiri yang juga tidak akan melupakan kasih sayang kedua orang tuanya. Kau ajarkan aku menjadi seorang yang siap menjalani kerasnya hidup tanpa melupakan kelembutan hati. Kau ajarkan padaku bagaimana menjadi pribadi yang kuat tanpa melupakan setiap orang punya kelemahan. Kau tanamkan padaku mencapai keberhasilan tanpa melupakan kalau setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan. Kau buat aku berdiri di jalan yang penuh dengan rintangan agar aku dapat menaklukan kerasnya kehidupan. Kau ajari aku bagaimana memimpin diri sendiri sebelum waktunya dipimpin oleh imamku kelak. Kau tularkan semangat hidup dalam jiwaku untuk selalu bangkit dan tegar dalam menghadapi setiap cobaan hidup. Dan yang jauh lebih penting dari itu semua adalah kau membuat aku merasa bangga atas semua yang telah kau lakukan untukku. Aku bangga memilikimu ayah. Sungguh tak tahu apa jadinya diri ini jika tanpa kehadiranmu. Tak ingin rasanya kehilanganmu dari sisiku.


Karena itulah, aku selalu berdoa semoga Allah selalu melindungimu, memberikan kebahagiaan untukmu di dunia dan diakhirat kelak. Memberikan penjagaan dan kasih sayangNya melebihi apa yang kau berikan kepadaku.


Setiap detak yang terjadi dalam nadi dan jantungku, hatiku berkata ”Terima Kasih Ayah, Aku mencintaimu”



0 komentar:

Posting Komentar