Senin, 17 September 2012

Sepenggal kenangan di Jogjakarta

Jumat, 14 September 2012, saya bersama dua orang teman (Mba Riri dan Mas Ma'ruf) bertolak ke Jogjakarta Jawa Tengah. Tujuan perjalanan kami hari itu untuk sebuah urusan penting dan rahasia. *karena itu disini saya tidak akan menceritakan urusan itu, tapi saya ingin berbagi sepenggal kisah petualangan kami backpacker ke Jogjakarta. 

Tepat pukul 20.40 WIB dengan menggunakan kereta ekonomi Kahuripan kami start dari Stasiun Kereta Api Kiara Condong Bandung. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Sekitar pukul 05.37 WIB kami tiba di Stasiun Kereta Api Lempunyangan Jogjakarta. Saya dan Mba Riri langsung mencari tempat penginapan. Sedangkan Mas Ma'ruf menuju ke rumahnya. *beliau memang orang Jogja...
Dan setelah mencari dan bertanya kesana kemari akhirnya dapat juga penginapan satu kamar dan harganya lumayan murah (60 ribu perhari). 

Welcome Jogjakarta....
This is the second time I came to this city, setelah 2 tahun yang  lalu saat Geladi di Telkom Solo, saya diajak teman untuk bermain ke kota ini......
Jogjakarta

Sabtu siang,,,,
Setelah menyelesaikan semua urusan, kami pun kembali ke penginapan untuk beristirahat hingga magrib menjelang. Usai melaksanakan shalat magrib, kami menuju ke Malioboro, sebuah tempat yang memang menjadi tujuan wisata di Jogjakarta. Malam hari yang indah di Malioboro, menikmati kuliner khas Jogja yaitu nasi gudek. Hmmm,,wonderful night guys....

@Malioboro
Kuliner Jogja

Malam sudah larut, kantuk pun sudah mengusik, kamipun kembali ke penginapan untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga untuk perjalanan esok hari, kembali ke Bandung. 

Ada cerita konyol saat kami mau kembali ke bandung..... 
Sebelum dibaca ketawa dulu yukk...hahahhaha saking konyolnya teman-teman...
:)))
Jadi begini ceritanya, sesuai rencana, kami akan kembali ke bandung pada hari Minggu pukul 12.16 WIB menggunakan kereta ekonomi Kahuripan, 
Saya dan Mba Riri pun bersiap-siap menuju Stasiun sebelum pukul 12.00
Sesampai disana, kereta Kahuripan belum datang, Mba Riri pun kemudian menghubungi Mas Ma'ruf yang juga akan kembali ke bandung bersama sama. Karena Mas Ma'ruf masih ada urusan diluar(sedang nitipin sepeda motor) kami berdua menunggu beliau di dalam stasiun sambil melaksanakan shalat dhuhur. Sesaat sebelum takbir rakaat pertama, kereta itu datang, akhirnya kami memutuskan untuk shalat di kereta saja. 

Namun sampai kereta itu datang, Mas Ma'ruf belum juga menampakkan batang hidungnya. Kami mulai panik, sambil membawa tas gendongan masing-masing, kami berlari menuju ke arah kereta itu, sembari bersiap-siap untuk naik ke atas kereta. 5 menit berlalu Mba Riri pun kembali menghubungi Mas Ma'ruf, namun berhubung situasi yang bising dan penuh dengan suara, sehingga informasi yang beliau dengar dari Mas Ma'ruf kurang jelas, tapi intinya bahwa beliau masih di tempat penitipan sepeda motor, *dalam hati, Ya Allah gimana ini, Mas Ma'ruf belum datang juga, sedangkan petugas stasiun itu saja sudah bosan rasanya mengingatkan dan memanggil penumpang untuk segera menaiki kereta, kami pun semakin panik, berusaha menelpon kembali Mas ma'ruf hendak menanyakan posisi dia dimana, namun tak terjawab. 

Akhirnya waktu keberangkatan pun tiba, 12.16 teng kereta mulai berjalan pelan, kami masih terus saja mondar mandir mencari sosok Mas Ma'ruf dan berharap beliau menampakkan diri lalu segera menaiki kereta. Mencoba menghubungi beliau lagi tapi jaringan yang terlalu sibuk..

Akhirnya kereta mulai berjalan kencang daan apa yang terjadi sodara-sodara beliau ternyata sudah di atas kereta dan kami masih saja di luar belum naik kereta juga Jadiiiiiiii.......kesimpulannya adalah saya dan Mba Riri tidaaaaak jadi naik kereta itu, justru malah Mas Ma'ruf yang dari tadi ditungguin, malah berangkat bersama kereta itu. 

Kami berdua hanya berdiri diam seribu kata menyaksikan kereta itu berangkat, melaju semakin kencang hingga tak terlihat lagi gerbongnya. *kayak di film-film ajeee...*tanpa sadar Mba Riri berteriak, aaaaaaaaaarrgghh....dramatis.  

Oke kereta sudah berangkat, Mas Ma'ruf juga sudah berangkat, tinggallah kami berdua dalam kebingungan dan panik yang semakin menjadi. Trus gimana dong pulangnya??? tanpa pikir panjang kami menuju ke loket pembelian tiket untuk membeli tiket kereta selanjutnya, but, semuanya sudah penuh. Artinya sudah tidak mungkin untuk pulang menggunakan kereta. Putar otak dan berpikir,,gimana klo naik Bis saja..*saran Mba Riri,,,tapi terminalnya dimana?...nah loh...atau naik Pesawat aja yuukk *gayaaa, sekedar ngomong..:P

Siang hari yang terik, ditambah suasana yang gerah, lapar dan pusing. Huaaa udah capek bolak balik nanya tiket kereta, pengen nangis rasanya...*lebaayyy ah..Kecewa, kesel, marah *tapi marah kesiapa?...rasanya sudah tidak bisa digambarkan dengan kata, hati berkecamuk. 

Sayapun menyarankan untuk shalat dhuhur saja dulu, *berhubung tadi ga jadi shalat karena keretanya sudah datang. Di masjid kami bertemu dengan seorang Mualaf dari Bali, beliau cerita panjang ke kami, yang kesimpulannya beliau diusir dari keluarga karena memeluk agama islam. Dan sekarang hendak ke Bandung untuk bertemu AA Gym di Daarut Tauhiid. Berhari-hari beliau di perjalanan tanpa mengantongi uang sepeser pun, tapi berhasil tiba di jogja. *Dalam hati berkata: Ya Allah, rasanya tidak pantas jika hanya ketinggalan kereta saja sudah marah dan menyalahkan orang lain, lihatlah Bapak Mualaf ini, masih bisa tersenyum lebar meski belum sempat makan, minum dan terlebih lagi diasingkan dari keluarganya..Astagfirullah...Dengan perasaan haru, kami berikan sedikit bekal dan uang saku untuk keperluan perjalanan Bapak Mualaf ini selanjutnya. Beliau sangat-sangat berterima kasih saat itu. Setelah pamitan,beliau pun kembali melanjutkan perjalannya, demikian juga dengan kami.  

Semangaaat kembali terpacuh, dengan bermodal nekat dan keberanian, kami berdua membolang di siang hari menuju ke terminal Bis. Setelah bertanya kesana kemari, akhirnya sampai juga kami di terminal Bis Giwangan. Untunglah sesampai disana masih ada dua kursi yang kosong untuk bis keberangkatan ke Bandung. Alhamdulillah, jadinya naik Bis deh...

"Setiap kisah hidup punya hikmah masing-masing, silahkan di petik buah hikmahnya dan jadikan sebagai pelajaran yang berharga. Next time, kesalahan yang sama tidak boleh terulang lagi. Tetaplah bersyukur and "Always Give Thanks To Allah SWT"..

Ini ceritaku kawan, bagaimana dengan ceritamu ?....*yukk kembali bersyukur..^___^


@ UGM


Bandung, 17 September 2012

2 komentar:

Rental mengatakan...

jogja memang istimewa....semuanya ada di sini :
http://sewakameraslr.blogspot.com/

Unknown mengatakan...

yogya ngangeni......walau sdh jauh dari yogya.....ingin kembali dan kembali lagi ke yogya, sejuta kenangan kulalui bersama teman dan orang yg kusayang, malioboro, keraton, campusku dan tempat lainnya tak sempat hilang dari ingatanku walau berpuluh tahun aku tdk bertempat tinggal lagi di yogya,.....engkau mempesona bagaikan gadis cantik yg tak bosan2nya untuk dipandang.....love u....yogya.

Posting Komentar