Senin, 12 September 2011

Just Story

Namaku Afira Dzulvi, umurku 21 tahun. Fira,,begitulah aku disapa. Belum lama ini aku diperkenalkan dengan seorang lelaki namanya Abay. Dia kakak tingkatku, sosok yang tidak pernah kusangkah akan mengenalnya.
====================================================================
Hening malam ini semakin membuat hati ini rindu pada keluarga. Kuambil album keluarga yang ada di tumpukan buku kuliahku. Satu persatu kupandangi wajah ayah, ibu, kakak, adek. Mereka seakan ada bersamaku saat ini. Dekat, sangat dekat. Dapat kurasakan dekapan ayah ibu begitu hangat.
Tiba-tiba.........


Hp bututku berdering, terterah sebuah panggilan telepon dari seseorang. Percakapan demi percakapan,,
lama juga kami berbincang, dan akhirnya menyimpulkan satu titik 'Pernikahan'. Woow

Hatiku bergetar, Aku memang menginginkan sosok seperti dia dalam hidupku, tapi tidak untuk saat ini ya Allah. Aku masih belum pantas untuk menjadi pendamping hidupnya, dia terlalu lebih untuk sosok sesederhana aku, aku masih terlalu kecil untuk hal itu,
Karena itu kugantungkan namanya padaMu ya Rabb. Entahlah, mungkin suatu saat Kau datang untuk mengambilnya lalu memakainya, atau hanya mengambil saja dari gantungan itu dan terlepas. Huft..Aku benar-benar tidak tau kemana 'cerita' ini akan bermuara.
Kita tunggu saja sampai Sang Pemilik Waktu mengizinkan waktu membuka rahasianya, suatu saat nanti.

===================================================================
Bismillah....
Tapi.......aku tidak boleh terlena, tidak dapat dipungkiri dalam kurun waktu yang tidak jelas ini, entah 2, 3 atau beberapa tahun lagi, kamu tertarik dengan orang lain yang mungkin jauh lebih baik dari aku, lebih sholeh, lebih cantik dan lebih dari segalanya. Yang mungkin akan membuat hati ini hancur berkeping keping, karena itu kucoba untuk menampis semua rasa itu..kukatakan pada hati kecilku,,jangan pernah memberikan harapan lebih padanya, dia belum menjadi siapa siapa dalam hidupmu, tidak ada yang tau kehidupan seperti apa yang akan terjadi kedepan. Biarlah Allah yang mengaturnya, Dialah sang Maha Pembuat Skenario.

Aku hanya ingin berdoa semoga Allah meneguhkan hati kita, menjaga hati kita hingga kelak tiba waktu yang indah kita dipertemukan dalam satu ikatan suci pernikahan.

Walaikum salam, kuakhiri perbincanganku dengannya. Kembali kupandangi album keluargaku, hati kecilku berbisik diakah sosok yang akan menggantikan posisi ayah dalam hidupku, sosok yang akan aku hormati sepenuhnya, sosok yang akan membina dan memimpin aku dan keluargaku kejalan-Nya. Entahlah, aku terdiam dalam kebisuanku.

Apapun yang terjadi nanti, jangan pernah berkecil hati Fira, dunia tidak sekecil daun kelor..hahhaha banyak warna warni kehidupan diluar sana yang telah menunggumu.
Jadilah insan yang baik dihadapan Tuhanmu, dimata keluarga dan lingkungan hidupmu.

Semoga Allah menjaga hati dan iman kita,



Afira,,,
12 september 2011

2 komentar:

muezza mengatakan...

mulai memikirkan

Hasmawati mengatakan...

^_^

Posting Komentar