Hemm..andaikan saja otak kita sama dengan komputer, rasanya mudah sekali menghapus hal-hal yang ingin dilupakan, menghapus hal-hal yang dirasa tidak penting dan jarang dipakai. Menghapus semua hal yang tidak mengenakan dan mengecewakan hati.
Aaaaah rasanya akan sangat menyenangkan jika hal itu bisa dilakukan, hidup akan menjadi tenang dan kita bisa melupakannya dengan mudah.
Andaikan otak sama dengan komputer, setiap kali merasa bosan dengan lembaran file lama, maka mudah sekali untuk membuka file baru yang lebih menarik.
Mengatur dan membagi spacenya jika data-datanya berantakan. Kalau lagi hang, sangat gampang untuk di restart. Mengaturnya sesuka hati,,,dan dengan mudahnya kita dapat mempresentasikan urusan hati dengan powerpoint lalu menjadikannya sebagai wallpaper kehidupan.
Tapi itu hanya andaikan......
Yup,,otak ini bukanlah komputer, apa yang sudah terlupakan tidaklah bisa direstore dari recycle bin. Apa yang ingin dilupakan, tidaklah mudah untuk menghapusnya begitu saja...Karena Allah yang Maha Sempurna telah menciptakannya lebih dari sekedar komputer. Dia tidak ingin kita kehilangan data-data kita yang penting. Dengan kesempurnaanNya Dia merangkai otak kita yang mampu berkolaborasi dan terus bekerja untuk mengoreksi dan memilah data-data yang pahit, yang mampu menstimulus kanal-kanal emosi dalam kepala kita agar tetap bekerja mendata dan mengatur hal tersebut agar tidak terulang dikemudian hari.
Meski harus dibayar milyaran pun otak ini tidak akan pernah bisa diganti dengan chip komputer. Karena kenangan didalamnya begitu indah. Karena pengalaman yang ada telah menjadikan aku hari ini, Karena rasa sakit yang pernah dirasakannya telah membuatku kuat dan tegar, Karena kenangan kamu, dia, dan mereka yang telah memberikan warna yang indah dalam hidupku.
Hal-hal yang tidak mengenakan, biarkanlah menjadi kenangan dan menjadi rangkaian episode kehidupan, Sembari membuat dan merancang kembali lembaran file kehidupan yang baru dan indah.
Bersyukurlah, karena kita terlahir menjadi manusia sempurna, memiliki hati yanng disinari oleh iman dan agama. Semua kejadian dan hal-hal yang kurang mengenakan seharusnya menjadi bahan renungan buat kita, menjadi pelajaran hidup agar kita lebih dewasa dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Tidak harus langsung dihapus. Karena tidak menutup kemungkinan suatu saat akan kita butuhkan lagi.
Coba bayangkan jika Otak kita sama dengan CPU komputer jika tiba-tiba hang, dan harus di restart, kita bisa kehilangan semua data-data kita dan mengharuskan kita untuk menginstal lagi satu per satu program yang kita perlukan.
Aaaaah rasanya akan sangat menyenangkan jika hal itu bisa dilakukan, hidup akan menjadi tenang dan kita bisa melupakannya dengan mudah.
Andaikan otak sama dengan komputer, setiap kali merasa bosan dengan lembaran file lama, maka mudah sekali untuk membuka file baru yang lebih menarik.
Mengatur dan membagi spacenya jika data-datanya berantakan. Kalau lagi hang, sangat gampang untuk di restart. Mengaturnya sesuka hati,,,dan dengan mudahnya kita dapat mempresentasikan urusan hati dengan powerpoint lalu menjadikannya sebagai wallpaper kehidupan.
Tapi itu hanya andaikan......
Yup,,otak ini bukanlah komputer, apa yang sudah terlupakan tidaklah bisa direstore dari recycle bin. Apa yang ingin dilupakan, tidaklah mudah untuk menghapusnya begitu saja...Karena Allah yang Maha Sempurna telah menciptakannya lebih dari sekedar komputer. Dia tidak ingin kita kehilangan data-data kita yang penting. Dengan kesempurnaanNya Dia merangkai otak kita yang mampu berkolaborasi dan terus bekerja untuk mengoreksi dan memilah data-data yang pahit, yang mampu menstimulus kanal-kanal emosi dalam kepala kita agar tetap bekerja mendata dan mengatur hal tersebut agar tidak terulang dikemudian hari.
Meski harus dibayar milyaran pun otak ini tidak akan pernah bisa diganti dengan chip komputer. Karena kenangan didalamnya begitu indah. Karena pengalaman yang ada telah menjadikan aku hari ini, Karena rasa sakit yang pernah dirasakannya telah membuatku kuat dan tegar, Karena kenangan kamu, dia, dan mereka yang telah memberikan warna yang indah dalam hidupku.
Hal-hal yang tidak mengenakan, biarkanlah menjadi kenangan dan menjadi rangkaian episode kehidupan, Sembari membuat dan merancang kembali lembaran file kehidupan yang baru dan indah.
Bersyukurlah, karena kita terlahir menjadi manusia sempurna, memiliki hati yanng disinari oleh iman dan agama. Semua kejadian dan hal-hal yang kurang mengenakan seharusnya menjadi bahan renungan buat kita, menjadi pelajaran hidup agar kita lebih dewasa dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Tidak harus langsung dihapus. Karena tidak menutup kemungkinan suatu saat akan kita butuhkan lagi.
Coba bayangkan jika Otak kita sama dengan CPU komputer jika tiba-tiba hang, dan harus di restart, kita bisa kehilangan semua data-data kita dan mengharuskan kita untuk menginstal lagi satu per satu program yang kita perlukan.
Tak perlulah berandai-andai terlalu jauh.
Cukuplah serahkan semua dokumen kehidupanmu kepada Sang Khalik. Bukankah dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang dan damai akan menyertaimu?...
Bangkit dan tegarlah dalam menjalani skenario Allah ini. Semoga kelak engkau dinobatkan sebagai aktor terbaik karena telah berperan indah dalam skenario yang telah disutradaraiNya.
Bandung, 6 Mei 2012
0 komentar:
Posting Komentar