Kutatap langit Bandung tampak sempurna. Ribuan bintang menambah keindahannya malam ini. Bulan pun tampak bulat sempurna memancarkan cahaya indahnya. Mereka seakan 'bersorak riang' menyambut Iedul Adha 1432 H.
Allahu akbar..Allahu akbar..Allahu akbar...walillah ilham,,,.Begitu gema takbir iedul adha menyeru merdu dari sudut-sudut rumah Allah. Terdengar suara orang tua dan anak kecil mengumandangkan takbir penuh khidmat menyambut iedul adha yang jatuh pada 6 November 2011 besok.
Well...Selamat hari raya Qurban..^_^
Hm..Disatu sisi hatiku begitu damai, bersyukur padaNya, Allah masih memberikan aku kesempatan merasakan iedul adha tahun ini. Tapi disisi lain hati kecilku berkata lain. Yah sepertinya akan terasa lebih damai jika saat ini aku berada ditengah orang-orang tercinta., Ayah, ibu, kakak, adek. Seharusnya memang disaat special seperti ini kita berkumpul dengan keluarga tercinta, bersama memanjatkan doa kehadapan Ilahi Robbi. Saat yang paling tepat untuk berbagi keceriaan dengan orang-orang terkasih. Tapi apalahdaya, memang inilah yang harus kuterima, ketika memutuskan untuk sekolah jauh dari orang tua. (ya kudu harus kuat dan sabar ).
Sebenarnya aku sudah bosan menulis kata rindu, tapi.....aku terlalu sering merasakannya. Aku sudah bosan menceritakannya lagi, tapi cara inilah yang membuatku sedikit lega. Malam ini rindu benar-benar mengganggu. Walaupun akhirnya rindu itu pulalah yang membuatku semangat menjalani hidup.
Rindu?
Ya aku rindu pada suasana rumah, Aku rindu ibu. Rinduuu sekali. Aku benar-benar ingin memeluknya sekarang. Aku rindu belai lembut tangannya. Aku rindu,,teramat rindu akan cubitan kecilnya ketika aku sedikit bandel. Ayah? Kakak? Adek? Ya, aku rindu mereka semua. Tawa mereka, canda mereka, air mata mereka, lagi-lagi melintas dalam memoriku.
Belum lepas rinduku pergi....
grek..grek..HPku berdering, sebuah telepon dari rumah, Ayah menelpon. Dan rindu ini pun semakin menjadi ketika berbicara dengan ayah. Sempurna sekali, seolah mereka merasakan kesendirian putri kecilnya malam ini. Begitu Allah benar-benar menyatukan hati anak dan orang tua. Kurasakan ada sesuatu yag basah diwajahku, yaa,,gadis cengeng ini kembali menangis. Berkali kali kukatakan pada diriku, sadar asma, sadar waktu dan kondisi telah berbeda. Huft,,,susah sekali berdamai dengan realita kerinduan-kerinduan ini. Sendiri, diam, menangis, aah cengeng sekali kamu asma. Entahlah sepertinya sisi melankolisku memang mendominasi malam ini.
Ingatanku masih belum lepas dari rindu ini.
Aku tau, ibu, ayah dan semua yang aku rindukan tengah menemaniku dalam doanya.
Terlepas dari sakitnya perih rindu ini, semangat dan doa kalianlah yang membuatku bangkit untuk merajut mimpi-mimpi. Kelak aku akan mempersembahkan mimpiku yang tercapai dengan indah, kelak aku ingin melihat air mata Ayah, air mata ibu dan air mataku menjadi kristal untuk menebus perih rindu yang kurasakan saat ini. Aku akan membawa semangat kalian dalam setiap langkahku.
(Duh, ceritanya jadi kemana mana kan...harusnya temanya bercerita tentang idul adha, hehhe entahlah hatiku selalu terpanggil jika membicarakan tentang keluarga. Mereka segalahnya bagiku, merekalah sumber semangat dan inspirasiku... huaaa..Ayah ibu..aku sayang kalian. )
21.33 @ 5 November 2011
Rindu bersama gema takbir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar